Kamis, 15 Oktober 2009

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PARIWISATA (MP406) SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI PADA AIRLINE RESERVATIONS SYSTEM STUDI KASUS AIRASIA

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PARIWISATA
(MP406)

SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI PADA
AIRLINE RESERVATIONS SYSTEM
STUDI KASUS AIRASIA

Ghea Astri Yuliantina
0703963

MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmatNya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul “Sistem Pemrosesan Transaksi pada Airline Reservations System” dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Pariwisata, dalam penyelesaian makalah ini , penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan menambah pengetahuan para pembaca tentang system pemrosesan transaksi pada airline reservation system dengan studi kasus airasia.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen dan orang tua yang telah mendidik dengan tekun dan sabar serta teman-teman yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna kesempurnaan dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat positif bagi para pembaca.

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
A. Latar Belakang 3
B. Masalah 3
C. Tujuan 4
D. Sistematika 4
BAB II 5
A. Analisis System Pemrosesan Transaksi dari Segi Ilmu Pemasaran 5
B. Hubungan Sistem Pemrosesan Transaksi dengan Internet 10
C. Pemrosesan Transaksi pada Airline Reservations System. 12
Online Transaction Processing 13
Airline Reservations System 14
Manajemen Inventory 15
Availability Display & Reservation (PNR) 15
Fare Quote dan Ticketing 16
A. Keuntungan dan Kerugian Sistem Pemrosesan Transaksi (Computer-Online) 18
Keuntungan 18
Kerugian 18
KESIMPULAN 20
DAFTAR PUSTAKA 21

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makalah ini akan membahas mengenai bagian dari system informasi. Secara keseluruhan system informasi terbagi dalam; system pendukung operasi, system pendukung manajemen; system pemrosesan transaksi, system pengendalian proses, system kerjasama perusahaan, system informasi manajemen, system pendukung keputusan, dan system informasi eksekutif. Bagian yang akan dibahas yaitu system pemrosesan transaksi, khususnya pada Airlines Reservation System dengan contoh studi kasus dari perusahaan penerbangan Airasia. System ini sangatlah penting dalam dunia penerbangan karena memberikan dampak yang signifikan untuk pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Dari segi pemasaran, pemanfaatan teknologi sangat diperlukan, apalagi jika hal tersebut mampu memberikan keefisiensian dan keefektifan dalam menjalankan suatu proses yang cukup panjang dan mungkin saja jika dilakukan secara manual dapat berlangsung sangat lama. Apabila kita berbicara mengenai proses transaksi yang dapat diakses dengan mudah oleh para konsumen maka Internet lah wadah yang paling cocok untuk hal ini. Saat ini proses transaksi dengan internet merupakan hal tidak dapat dipisahkan jika kita mengutamakan kepraktisan, oleh karena itu dalam system pemrosesan transaksi baik, internet adalah bagian yang sangat penting. Ada beberapa tahap dalam system pemrosesan transaksi airlines, semuanya berkesinambungan, dan harus terus terjaga kinerjanya agar tidak ada hal-hal yang menghambat arus informasi yang masuk. Namun, selain beragam keuntungan yang ditawarkan system ini, masih banyak kerugian atau kelemahan-kelemahan yang harus kita minimalisasi sehingga tidak memberikan dampak yang sangat buruk untuk suatu perusahaan.

B. Masalah

Adapun masalah-masalah yang akan dibahas di bab 2 yaitu;
1. Analisis Sistem pemrosesan transaksi dari segi pemasaran
2. Hubungan system pemrosesan transaksi dan Internet.
3. Sistem pemrosesan transaksi pada Airlines Reservation System.
4. Keuntungan dan kerugian dari system pemrosesan transaksi (Computer – Online)

C. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Pariwisata. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan akan system pemrosesan transaksi dalam airline reservations system, Bagimana perannya dalam dunia pemasaran, dan tahap-tahap apa saja yang harus kita lalui dari mulai pemesanan kursi penumpang pesawat hingga berhasil transaksinya sampai kita lepas landas dari bandara.

D. Sistematika
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
A. Latar Belakang
B. Masalah
C. Sistematika
BAB II
A. Analisis System Pemrosesan Transaksi dari Segi Ilmu Pemasaran
B. Hubungan Sistem Pemrosesan Transaksi dengan Internet
C. Pemrosesan Transaksi pada Airlines Reservations System.
Online Transaction Processing
Airline Reservations System
Manajemen Inventory
Availability Display & Reservation (PNR)
Fare Quote and Ticketing
D. Keuntungan dan Kerugian Sistem Pemrosesan Transaksi (Computer-Online)
Keuntungan
Kerugian
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
ISI

A. Analisis System Pemrosesan Transaksi dari Segi Ilmu Pemasaran

Pemasaran merupakan sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi, segala kegiatan dalam hubungannya dalam pemuasan kebutuhan dan keinginan manusia merupakan bagian dari konsep pemasaran . Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Kebutuhan manusia saat ini sangat beragam, belum lagi pengetahuan akan kebutuhan atau produk yang semakin mudah didapatkan lewat internet membuat para konsumen semakin cerdas dalam mengambil keputusan pembelian.
Untuk itu sebuah perusahaan harus bisa mensiasati hal ini supaya tetap mendapat keuntungan. Perusahaan harus mengetahui pemasaran cerdas (intelligence marketing) dengan melihat 10 kesalahan besar pemasaran yang mematikan seperti yg diungkapkan Kotler :
1. The company is not sufficiently market focused and customer driven
2. The company does not fully understand its target customers
3. The company needs to better define and monitor its competitors.
4. The company has not properly managed its relationships with its stakeholders.
5. The company is not good at finding new opportunities.
6. The company’s marketing plan and planning process are deficient.
7. The company’s product and service policies need tightening.
8. The company’s brand building and communications skills are week.
9. The company is not well organized to carry on effective and efficient marketing.
10. The company has not made maximum use of technology.

Satu dari sepuluh kesalahan itu yaitu perusahaan tidak menggunakan teknologi secara maksimal. Jadi salah satu kesalahan yang harus dibenahi adalah memaksimumkan penggunaan teknologi. Salah satu teknologi yang harus dimaksimumkan adalah teknologi informasi. Teknologi informasi kemudian dapat memberikan pengaruh pada penyelesaian kesalahan-kesalahan lain agar pemasaran berhasil. Hal ini erat hubungannya dengan e-commerce yang merupakan kegiatan bisnis yang dijalankan (misalnya transaksi bisnis) secara elektronik melalui suatu jaringan (biasanya internet) dan komputer atau kegiatan jual – beli barang atau jasa (atau mentransfer uang) melalui jalur komunikasi digital . Dari sisi konsumen selain membuat praktis proses pembelian, dari sisi perusahaan ini juga menekan pengeluaran berlebihan dalam pemasaran.
Air Asia mampu meningkatkan strategi E-Commerce yang disebabkan perubahan sosial teknologi. Internet jauh melebihi efek Teknologi Informasi, di mana sambungan ke dalam teknologi komunikasi mobile telah memberikan Air Asia kegiatan usaha baru (Feldman, JM, 2002). E-Commerce menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mentransfer informasi melalui jaringan digital atau multi-media. Tujuan Air Asia yang mengadopsi strategi E-Commerce adalah untuk melakukan transaksi elektronik untuk meningkatkan hubungan baik dengan yang sudah ada dan pelanggan potensial. Internet menggabungkan jaringan informasi, keuangan, dan logistik untuk membantu Air Asia memiliki aliran yang cepat (Tedeschi, B., 1999a).
Dalam hal ini suatu perusahaan harus dapat membuat suatu system informasi agar dapat membuat efektif dan efisien segala macam proses manajemen seperti
• Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
• Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
• Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Salah satu bagian system informasi yaitu system pemrosesan transaksi/transaction processing system (TPS)
Sistem pemrosesan transaksi adalah serangkaian informasi yang memproses data transaksi pada sistem database yang memonitor program transaksi (program khusus). Inti dari program transaksi ini adalah mengelola data yang harus dibiarkan dalam keadaan konsisten. Contoh, jika pembayaran elektronik dilakukan, jumlah yang ditarik dari satu rekening dan ditambahkan ke rekening lain, atau tidak ada sama sekali. Dalam hal mencegah kegagalan penyelesaian transaksi, maka sebagian transaksi yang telah dijalankan dilakukan kembali di TPS. Sedangkan jenis integritas ini juga harus disediakan untuk batch transaction processing. Hal tersebut sangat penting dalam proses online: jika misalnya sebuah sistem reservasi maskapai penerbangan kursi diakses oleh beberapa operator, setelah pencarian seat kosong, maka data reservasi kursi harus terkunci sampai reservasi dilakukan, jika tidak pengguna lain bisa mendapatkan kursi yang sama yang terlihat kosong padahal kursi itu sedang dipesan saat itu juga. Fungsi pemantauan transaksi lainnya deteksi dan peyelesaian deadlock (jalan buntu), dan transaction logging (dalam ‘jurnal’) untuk forward recovery dalam kasus kegagalan besar.

TIPE-TIPE TRANSAKSI

• Perbedaan dengan batch processing
Batch processing bukan sebuah proses transaksi. Batch processing melibatkan beberapa proses transaksi pada saat yang sama, dan hasil dari setiap transaksi tidak langsung tersedia saat transaksi sedang dimasukkan, ada waktu tunda.
• Real-time dan batch processing
Terdapat beberapa perbedaan antara real-time dan batch processing. Hal ini dijelaskan di bawah ini:
 Setiap transaksi secara real-time merupakan proses yang unik. Hal ini bukan bagian dari kelompok transaksi, walaupun transaksi diproses dengan cara yang sama. Pemrosesan Transaksi secara real-time berdiri sendiri baik dalam pemasukan ke sistem dan juga dalam penanganan output nya.
 Pemrosesan real-time memerlukan master file yang tersedia untuk lebih sering memperbarui dan referensi daripada batch processing. Database tidak dapat diakses setiap waktu untuk batch processing.
 Pemrosesan real-time memiliki lebih sedikit kesalahan daripada batch processing, sebagai data transaksi divalidasi dan dimasukkan dengan segera. Dengan batch processing, data diatur dan disimpan sebelum master file diupdate. Kesalahan dapat terjadi selama langkah ini.
 Jarang terjadi kesalahan dalam pemrosesan real-time, namun mereka sering ditoleransi.
 Lebih banyak operator komputer dibutuhkan dalam proses real-time, karena operasi tidak sentralistik. Hal ini lebih sulit untuk memelihara sistem pemrosesan real-time dari pada sistem.batch.
CIRI-CIRI:
• Rapid response
Kinerja Cepat dengan waktu tanggapan yang cepat adalah hal yang penting. Bisnis tidak bisa membuat pelanggan menunggu TPS merespon, maka dari perputaran waktu dari input transaksi ke produksi untuk output harus beberapa detik atau kurang.
• Reliability
Banyak organisasi sangat bergantung pada TPS; gangguan listrik akan mengganggu operasi atau bahkan menghentikan usahanya.. Jika TPS gagal, maka pemulihan cepat dan akurat harus dapat dilakukan. Hal ini membuat cadangan yang dirancang dengan baik dan prosedur pemulihan menjadi sangat penting.
• Inflexibility
TPS ingin setiap transaksi diproses dengan cara yang sama tanpa memperhatikan penggunanya, pelanggan atau waktu untuk hari. Jika TPS fleksibel, operasi non-standar akan tidak banyak diperlukan,misalnya, maskapai penerbangan komersial harus konsisten menerima pemesanan maskapai penerbangan dari berbagai travel agent, berbagai transaksi menerima data dari berbagai travel agent akan menjadi masalah.
• Controlled processing
Pengolahan di TPS harus didukung operasi dari suatu organisasi. Misalnya jika suatu organisasi mengalokasikan peran dan tanggung jawab untuk karyawan tertentu, maka TPS harus menjaga dan menegakkan persyaratan ini.
Selain itu yang harus diperhatikan adalah ACID test properties. Satu set properti yang menjamin bahwa data transaksi diproses secara terpercaya. Dalam konteks database, satu operasi logis pada data yang disebut transaksi. Contoh adalah transaksi transfer dana dari satu rekening bank lain, walaupun mungkin terdiri dari beberapa individu operasi (seperti mendebit account dan crediting lainnya). ACID terdiri dari Atomicity, Consistency, Isolation, dan Durability.

B. Hubungan Sistem Pemrosesan Transaksi dengan Internet
Satu tempat dimana proses transaksi berhasil melakukan loncatan besar yaitu Internet. Datangnya teknologi online menjadikan distribusi barang dan informasi internasional menjadi proses yang cepat dan sederhana. Pelanggan tumbuh dengan menempatkan pesanan secara online. Munculnya fitur seperti secure server, one-click shopping, dan pelacakan paket melalui Internet telah membantu membuat mereka merasa lebih mudah dalam pemrosesan.
Proses transaksi di Internet termasuk beberapa pilihan bagi mereka yang ingin menggunakan kartu kredit atau rekening giro untuk membayar barang yang tidak berasal dari situs e-bisnis, hampir seakan-akan itu adalah uang digital. Salah satu contoh layanan jenis ini adalah PayPal, yang menyebutnya sebagai layanan pembayaran online dunia pertama yang cepat dan aman. Dengan PayPal, siapapun dapat mendaftar untuk mengirim dan menerima pembayaran melalui Internet. Layanan ini telah ikut dalam sebagian besar dari situs lelang populer seperti eBay, tetapi juga dapat digunakan untuk setiap transaksi antara dua orang di dunia yang memiliki account email. Pengguna yang menemukan cara untuk mendistribusikan uang digital di dunia dengan aman, cepat, mudah, nyaman, dan murah. PayPal adalah layanan gratis untuk sebagian besar konsumen, walaupun bisa ada biaya layanan kecil untuk usaha yang memutuskan untuk menggunakannya untuk jumlah transaksi besar. PayPal mengharuskan pengguna hanya memiliki kartu kredit yang valid atau rekening giro aktif.
Pengecer juga menikmati manfaat Internet untuk membantu proses transaksi mereka. Perusahaan dapat membuat situs web bagi pelanggan untuk membeli barang dagangan dan pesanan dapat diambil, dipenuhi, dan diproses oleh orang lain (misalnya, Yahoo menangani distribusi produk bagi banyak perusahaan online). Jika sebuah bisnis memutuskan untuk memakai rute ini, mereka mungkin ingin membuat diri mereka sendiri benar-benar sadar akan biaya pengiriman perusahaan tertentu yang akan dikenakan biaya untuk mengirim barang mereka. Sering kali, biaya pengiriman untuk produk yang dibeli melalui Internet memiliki kecenderungan untuk menjadi meningkat, sehingga konsumen menjadi kesal dan bahkan marah karena mereka merasa dimanfaatkan. smart bisnis akan melakukan apapun dalam kuasa mereka untuk menjaga agar tidak terjadi dan mereka mungkin alienating basis pelanggan setia. Mungkin masalah lainnya yang sering online, server lambat, dan masalah-masalah keamanan-juga harus dipertimbangkan.

C. Pemrosesan Transaksi pada Airline Reservations System.
Sebuah sistem reservasi komputer (CRS) adalah sistem komputerisasi yang digunakan untuk menyimpan dan mengambil informasi dan melakukan transaksi yang berhubungan dengan perjalanan udara. Awalnya dirancang dan dioperasikan oleh maskapai, CRS yang kemudian diperluas untuk penggunaan travel agent; Operasi utama CRS yang memesan dan menjual tiket untuk beberapa maskapai dikenal sebagai sistem distribusi global (GDS). Penerbangan kebanyakan telah membebaskan sebagian besar saham langsung untuk perusahaan GDS yang berdedikasi, yang membuat sistem mereka dapat diakses konsumen melalui Internet gateways. GDS modern biasanya memungkinkan pengguna untuk memesan kamar hotel dan rental mobil serta tiket penerbangan.
CRS AirAsia (Open Skies by Navitaire) telah membantu mengembangkannya pada tahap dramatis. Selama beberapa tahun ini.
“Navitaire’s Open Skies technology has truly enabled Airasia’s growth from 2 million passengers to 7.7 million passengers in less than two years. Open Skies scaled easily to accommodate our growth.”
- Tony Fernandes –
CEO – AirAsia

Ini adalah reservasi dan sistem inventarisasi terpadu berbasis web. Termasuk internet, call center keberangkatan bandara dan banyak lagi. Ini merupakan mesin penjualan langsung yang efektif menghilangkan agen perjalanan dan komisi penjualan yang harus dibayar. Sentralisasi data pelanggan juga dikelola oleh Open Skies dan ini membantu AirAsia untuk melacak pemesanan dan jadwal penerbangan kegiatan dengan real-time, sesuai fitur pelaporan permintaan. Informasi pemesanan yang luas yang disediakan secara online kepada pelanggan bertindak sebagai kekuatan yang membawa lebih banyak pelanggan untuk menggunakan situs web sehingga mengurangi biaya dukungan pelanggan. Fitur yang penting adalah bahwa Open Skies nampaknya terintegrasi dengan YMS yang sudah dilaksanakan agar sistem dapat digunakan untuk Maksimalisasi pendapatan dan biaya (dengan menyediakan informasi tentang pemesanan, jadwal dll) dan menurunkan biaya operasi pada saat yang sama.
CRS ini memungkinkan AirAsia untuk memperkenalkan pilihan ticket less pertama dan juga menyediakan fitur-fitur canggih seperti advanced boarding passes dalam tambahan online booking yang memungkinkan perkembangan AirAsia sebagai fitur menarik bagi pelanggan yang tidak memiliki waktu untuk membeli tiket dan datang ke counter dalam 1 jam lebih awal untuk mendapatkan tempat duduk di pesawat terbang. AirAsia telah diusulkan untuk menerapkan Wireless Delivery System (WDS) untuk memperluas jangkauan itu melalui ponsel. Dengan ini, calon pelanggan akan dapat memesan tiket melalui ponsel mereka. Ini adalah gerakan pertumbuhan strategis sebagai kawasan Asia-Pasifik memiliki populasi pengguna ponseyang lebih besar dari daripada pengguna internet.
Online Transaction Processing
Proses transaksi online, atau OLTP, merujuk kepada kelas sistem yang memfasilitasi dan mengatur aplikasi berorientasi pada transaksi, biasanya untuk entri data dan media proses transaksi. Istilah ini terkadang bermakna ambigu; beberapa memahami sebuah “transaksi” dalam konteks komputer atau database transaksi, sementara yang lain (seperti Transaction Processing Performance Council) menentukan dalam hal transaksi bisnis atau komersial. OLTP juga telah digunakan untuk merujuk kepada proses di mana sistem untuk segera merespon permintaan pengguna. Sebuah mesin teller otomatis (ATM) untuk sebuah bank adalah contoh dari sebuah proses transaksi aplikasi komersial.
Teknologi ini digunakan di sejumlah industri, termasuk perbankan, penerbangan, mailorder, supermarket, dan manufaktur. Aplikasi termasuk perbankan elektronik, pemrosesan order, jam waktu karyawan, sistem e-commerce, dan eTrading. Yang paling banyak digunakan adalah sistem OLTP mungkin dari IBM CICS.
Pemrosesan transaksi online semakin membutuhkan dukungan untuk transaksi yang menjarakan jaringan dan dapat mencakup lebih dari satu perusahaan. Untuk alasan ini, perangkat lunak OLTP baru menggunakan pemrosesan klien / server dan software brokering yang memungkinkan transaksi berjalan pada berbagai platform komputer dalam jaringan.
Dalam aplikasi besar, keefisiensian OLTP tergantung pada perangkat lunak manajemen transaksi yang canggih (seperti CICS) dan / atau optimasi taktik database untuk memfasilitasi proses jumlah besar yg pembaruan berbarengan pada sebuah database berorientasi OLTP.
Untuk lebih banyak permintaan sistem database desentralisasi, program OLTP brokering dapat mendistribusikan proses transaksi antara beberapa komputer di sebuah jaringan. OLTP sering diintegrasikan ke dalam SOA arsitektur berorientasi layanan dan Web services. Karena jika ada kebutuhan untuk transaksi online Anda perlu pemrosesan.

Airline Reservations System
Sistem Reservasi Airline merupakan bagian dari apa yang disebut Sistem Passenger Service, yang mendukung aplikasi langsung dengan penumpang.Airline Sistem Reservasi (ARS) adalah salah satu awal perubahan untuk meningkatkan efisiensi. ARS akhirnya berkembang ke dalam Sistem Reservasi Komputer (CRS).
Sistem Reservasi Airline berisi jadwal penerbangan, tarif, tariff penumpang pemesanan tiket dan catatan. Sebuah distribusi langsung maskapai penerbangan bekerja dengan sistem reservasi mereka sendiri, serta mendorong informasi kepada GDS. jenis saluran distribusi langsung kedua adalah konsumen yang menggunakan internet atau aplikasi mobile untuk membuat reservasi mereka sendiri. Agen-agen perjalanan dan saluran distribusi langsung lainnya mengakses GDS yang sama seperti yang diakses oleh ’sistem reservasi maskapai, dan semua pesan dikirimkan oleh sistem pesan standar yang fungsi utamanya pada pesan TTY disebut SITA. Sejak sistem reservasi maskapai penerbangan menjadi aplikasi bisnis penting, dan fungsional mereka cukup rumit, pengoperasian sistem reservasi maskapai penerbangan ditempat relatif mahal.
Sebelum deregulasi, penerbangan memiliki sistem reservasi mereka sendiri dengan agen perjalanan berlangganan pada mereka. Saat ini, GDS dijalankan oleh perusahaan independen dan baik penerbangan dan agen-agen perjalanan harus berlangganan kepada mereka, berdasarkan harga pasar yang kompetitif dan berbagai fitur teknologi.
Pada Februari 2009, hanya ada tiga provider besar GDS dipasaran: Amadeus, Travelport (gabungan Worldspan dan Gallileo sistem), dan Sabre. Terdapat GDS sekunder yang disebut Navitaire yang membuat penerbangan “ticketless” seperti AirTran, JetBlue, dan Virgin Amerika. Tambahan pada GDS “standar” ini, beberapa maskapai memiliki versi yang mereka gunakan untuk menjalankan operasi penerbangan. Beberapa contoh dari sistem ini adalah jenis Deltamatic (built off the platform Worldspan) dan Saham

Manajemen Inventory
Sebuah inventori maskapai penerbangan berisi kursi yang tersedia pada semua penerbangan. Inventarisasi dari sebuah maskapai penerbangan pada umumnya dibagi ke dalam kelas-kelas layanan (misalnya First, Bisnis atau kelas Ekonomi) dan hingga 26 kelas, untuk harga yang berbeda dan ketentuan pemesanan yang berlaku. Inventarisasi data yang diimpor dan dikelola melalui Sistem Jadwal Distribusi melalui standarisasi antarmuka. Salah satu fungsi utama dari manajemen inventori adalah inventory control. Inventory control mengatur jumlah kursi yang tersedia di berbagai pemesanan kelas, dengan membuka dan menutup setiap pemesanan kelas yang untuk dijual. Dikombinasikan dengan kondisi pemesanan tiket dan disimpan dalam Sistem Fare Quote ,harga untuk setiap kursi yang dijual telah ditentukan. Dalam kebanyakan kasus kontrol inventaris memiliki real-time interface ke Yield management system sebuah maskapai penerbangan untuk mendukung optimasi permanen dari pemesanan kelas yang ditawarkan dalam menanggapi perubahan permintaan atau strategi harga dari pesaing.
Availability Display & Reservation (PNR)
Pengguna mengakses sebuah inventori maskapai penerbangan melalui tampilan ketersediaan. Berisi semua yang ditawarkan penerbangan untuk pasangan kota tertentu dengan kursi yang tersedia dalam berbagai kelas pemesanan. Tampilan ini berisi penerbangan yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan itu sendiri serta berbagi kode penerbangan yang beroperasi di dalam kerjasama dengan maskapai penerbangan lain. Ketersediaan kursi dari penerbangan lainnya diperbarui melalui standard industry interfaces. Tergantung pada jenis kerjasama mendukung akses ke kursi terakhir (Last Seat availability) secara real-time. Reservasi untuk penumpang individu atau kelompok disimpan dalam apa yang disebut Passenger Name Record (PNR). PNR berisi informasi pribadi seperti nama, informasi kontak atau permintaan layanan khusus (SSRs) misalnya untuk makanan vegetarian, serta penerbangan (segmen) dan tiket yang dikeluarkan. Beberapa sistem reservasi juga mengizinkan untuk menyimpan data pelanggan dalam profil untuk menghindari data yang masuk kembali setiap kali reservasi baru dibuat untuk penumpang yg telah diketahui. Selain itu sebagian besar memiliki sistem antarmuka ke sistem CRM atau aplikasi Customer Loyalty (alias Frequent Traveler Systems). Sebelum berangkat penerbangan yang disebut Passenger Name List (PNL) diserahkan kepada Sistem Kontrol keberangkatan yang digunakan untuk check in penumpang dan bagasi. Reservasi data seperti jumlah penumpang yang memesan dan permintaan layanan khusus juga ditransfer ke Sistem Operasional Penerbangan, Crew Manajemen dan Catering Systems. Setelah pesawat berangkat, sistem reservasi diperbarui dengan daftar dari penumpang check-in (misalnya penumpang yang telah reservasi tetapi tidak check-in (No Shows) dan penumpang yang check-in, tetapi tidak ada reservasi (Go shows). Akhirnya data yang diperlukan untuk penghasilan akuntansi dan pelaporan diserahkan ke sistem administrasi.
Fare Quote dan Ticketing
Tempat menyimpan data biaya tiket berisi tarif-tarif, peraturan, peta rute, kelas layanan meja, dan beberapa informasi pajak yang membentuk harga – “tarif”. Aturan seperti syarat pemesanan (misalnya minimum tinggal, pembelian dimuka, dll) disesuaikan dengan cara yang berbeda antara pasangan kota atau zona yang berbeda, dan diberi sebuah kelas layanan sesuai dengan persediaan. Inventory control juga dapat dimanipulasi secara manual melalui ketersediaan feed, secara dinamis mengendalikan jumlah kursi yang ditawarkan untuk harga khusus dengan membuka dan menutup kelas-kelas tertentu.
Satu set syarat-syarat tarif disebut kode tarif dasar/fare basis code. Ada satu sistem terpusat di mana semua penerbangan harus memasukan semua tarif udara mereka. Sistem ini mendistribusikan tariff-tarif dan menetapkan aturan untuk semua GDS dan pelanggan lainnya. Setiap maskapai penerbangan yang mempekerjakan staf yang mengkodekan peraturan tarif udara sesuai dengan yield management intent. Ada juga manajer revenue yang mengawasi tarif saat mereka memberikan tariff itu ke public dan membuat rekomendasi kompetitif.. Kontrol inventaris biasanya dimanipulasi dari sini, dengan ketersediaan feeds untuk membuka dan menutup kelas layanan.
Peran Ticketing complex adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan catatan tiket elektronik (MCO (Miscellaneous Charge Order) masih sebuah kertas dokumen). Tiket informasi disimpan dalam database yang berisi data seperti nomor tiket, dan tarif pajak komponen dari harga tiket atau informasi nilai tukar. Di masa lalu penerbangan masih mengeluarkan tiket kertas, sejak 2008 IATA telah mendukung suatu resolusi untuk beralih ke 100% tiket elektronik. Sejauh ini, industri ini belum mampu terpenuhi karena berbagai keterbatasan teknologi dan internasional. Industri ini ada pada 98% elektronik hari ini dan MCO pemrosesan elektronik tetapi akan tersedia sebelum mandat IATA dapat berlangsung.

A. Keuntungan dan Kerugian Sistem Pemrosesan Transaksi (Computer-Online)

Keuntungan
Keuntungan, biasanya adalah proses transaksi sangat cepat, biasanya hanya membutuhkan beberapa detik, namun jika ada banyak file dalam antrian, waktu untuk memproses data yang diambil mungkin memakan waktu yang lama. Keuntungan lain adalah bahwa hal itu membuat proses pemesanan adil dengan pemrosesan file dalam urutan antrian. (e.g. pemesanan tiket)
Lalu pada Online Transaction Processing ada dua kunci manfaat: kesederhanaan dan efisiensi.
Mengurangi bekas kertas dan lebih cepat, lebih akurat untuk prakiraan penerimaan dan pengeluaran adalah dua contoh bagaimana OLTP membuat semuanya menjadi lebih mudah bagi perusahaan. OLTP juga menyediakan landasan konkrit untuk organisasi yang stabil karena selalu diupdate tepat waktu. Faktor Kesederhanaan lain adalah yang memungkinkan konsumen memilih bagaimana mereka ingin membayar, membuatnya menjadi jauh lebih menarik untuk melakukan transaksi. OLTP terbukti efisien karena sangat meluaskan dasar konsumen untuk sebuah organisasi, setiap proses yang lebih cepat, dan tersedia 24 jam.
Kerugian
Kerugiannya yaitu adnya kemungkinan double booking. Juga, TPS harus memakai file akses langsung, media serial akses seperti magnetic tape tidak bisa digunakan. Dalam OLTP, alat ini memang alat yang tepat untuk organisasi apapun, namun dalam pemakaian OLTP, ada beberapa hal yang harus dikhawatirkan, Masalah keamanan dan biaya ekonomis. Kemampuan worldwide yang system ini berikan pada perusahaan membuat database mereka lebih mudah diserang pangacau ataupun para hackers.
Untuk transaksi B2B, perusahaan harus offline untuk menyelesaikan tahap-tahap dari proses individual, menyebabkan pembeli dan penyedia kehilangan manfaat efisiensi yang disediakan system. Sesederhananya OLTP, gangguan kecil dalam system memilki kemampuan untuk menyebabkan masalah yang lebih besar, sehingga menyebabkan kehilangan waktu dan uang. Biaya ekonomis lainnya adalah kemungkinan kegagalan server. Hal ini dapat menyebabkan penundaan atau bahkan penghapusan sejumlah data.

KESIMPULAN

Peran system pemrosesan transaksi dalam dunia penerbangan sangatlah penting. Begitu banyak arus informasi yang harus didistribusikan dari satu tempat ketempat yang lain dapat dengan mudah terakses dengan adanya system ini. Selain itu, perusahaan juga dapat membuat semua kegiatan yang dilakukan perusahaannya lebih efektif dan efisien, tanpa harus memperkerjakan banyak orang dalam melakukannya. Hal ini pula yang dijadikan factor utama adanya system transaksi online dalam perusahaan penerbangan, mempermudah konsumen untuk membeli tiket dan check in dengan harga yang murah dan terjangkau, karena semua bagian yang tadinya harus dikerjakan oleh manusia, yang tentunya akan menambah biaya yang akan dikeluarkan perusahaan, kini menjadi pekerjaan sebuah system yang terkomputerisasi dengan beberapa orang engeneering saja. Banyaknya manfaat yang dapat diambil dalam system ini juga harus membuat kita tetap berjaga-jaga dan waspada terhadap gangguan-gangguan teknis yang dapat menggangu selama pemrosesan transaksi, karena jika sampai terganggu maka semua pihak akan mengalami kerugian, rugi materil, lalu kepercayaan konsumen terhadap perusahaan akan berkurang dan lainnya. Untuk itu diperlukan maintenance secara berkala demi menjaga kelancaran system informasi yang terdapat dalam system pemrosesan transaksi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran, diakses pada tanggal 19 maret 2009.
2. Kotler, Philip, “The ten deadly sins of maketing”, John Wiley and sons, inc.cetakan 1, 2004.
3. www.myindo.co.id/productservice/20/index.html, diakses pada tanggal 19 maret 2009
4. http://organizationalcases.blogspot.com/. diakses pada tanggal 19 maret 2009
5. http://en.wikipedia.org/wiki/Transaction_Processing_System. diakses pada tanggal 19 maret 2009
6. http://en.wikipedia.org/wiki/computer_reservations_system. diakses pada tanggal 19 maret 2009
7. http://www.navitaire.com/res_and_dist/openskies.asp. diakses pada tanggal 19 maret 2009
8. Airasia – Strategic IT Initiative, by charles kho, The University of Melbourne. diakses pada tanggal 19 maret 2009
9. http://en.wikipedia.org/wiki/online_transaction_processing. diakses pada tanggal 19 maret 2009
10. http://en.wikipedia.org/wiki/airline_reservations_system. diakses pada tanggal 19 maret 2009
11. http://www.answers.com/. diakses pada tanggal 19 maret 2009

1 komentar: